Piutang dagang merupakan satu aset penting dalam laporan keuangan perusahaan. Aset ini mencerminkan jumlah uang yang masih harus diterima dari pelanggan atas penjualan barang atau jasa secara kredit.
Pencatatan piutang dagang yang tepat diperlukan untuk memantau arus kas dan memastikan bahwa perusahaan dapat mengelola pembayaran yang belum diterima secara efektif.
Untuk mencatat piutang dagang, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, mulai dari mencatat transaksi penjualan secara kredit hingga proses penagihan dan pelunasan.
Dalam artikel ini, DW Insurance akan membahas contoh pencatatan piutang dagang serta cara membuatnya sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Simak dengan saksama!
Apa Itu Pencatatan Piutang Dagang?
Pastikan Anda memahami arti pencatatan piutang dagang sebelum masuk pada pembahasan lebih dalam.
Pencatatan piutang dagang adalah proses pencatatan semua transaksi kredit yang dilakukan oleh perusahaan.
Transaksi ini mencatat jumlah yang harus dibayar oleh pelanggan kepada perusahaan setelah barang atau jasa dikirim.
Pencatatan ini pun sangat penting, karena dengan memantau piutang dagang, perusahaan bisa mengelola arus kas dan menghindari risiko tidak tertagihnya piutang.
Biasanya, piutang dagang tercatat sebagai aset lancar di neraca keuangan perusahaan karena diharapkan pembayaran akan diterima dalam waktu kurang dari satu tahun.
Contoh Pencatatan Piutang Dagang
Untuk memudahkan pemahaman mengenai pencatatan piutang dagang, berikut ini adalah lima contoh yang dapat dijadikan panduan.
Setiap contoh akan menunjukkan langkah-langkah pencatatan, mulai dari transaksi penjualan hingga penerimaan pembayaran.
1. Pencatatan Penjualan Kredit
Pencatatan piutang dagang saat perusahaan melakukan penjualan secara kredit kepada pelanggan.
Contoh: Perusahaan XYZ menjual barang senilai Rp100.000.000 kepada PT ABC secara kredit dengan tenggat waktu pembayaran 30 hari.
Pencatatan Jurnal:
(Debit) Piutang Dagang Rp100.000.000
(Kredit) Penjualan Rp100.000.000
Dalam kasus ini, perusahaan mencatat piutang sebesar Rp100.000.000 yang harus dilunasi oleh PT ABC dalam 30 hari.
2. Pencatatan Pembayaran Piutang
Jika pelanggan telah melunasi piutangnya, perusahaan harus mencatat penerimaan kas dari pembayaran tersebut.
Contoh: PT ABC melunasi piutangnya sebesar Rp100.000.000 kepada Perusahaan XYZ.
Pencatatan Jurnal:
(Debit) Kas Rp100.000.000
(Kredit) Piutang Dagang Rp100.000.000
Dengan pencatatan ini, saldo piutang berkurang, dan kas perusahaan bertambah.
3. Pencatatan Diskon Pembayaran
Terkadang perusahaan memberikan diskon kepada pelanggan jika mereka membayar lebih awal dari tenggat waktu yang ditentukan.
Contoh: Perusahaan XYZ menawarkan diskon 2% kepada PT ABC jika membayar dalam 10 hari, dan PT ABC membayar lebih awal. Total tagihan awal Rp100.000.000, namun setelah diskon 2%, PT ABC membayar Rp98.000.000.
Pencatatan Jurnal:
(Debit) Kas Rp98.000.000
(Debit) Diskon Penjualan Rp2.000.000
(Kredit) Piutang Dagang Rp100.000.000
Dalam contoh ini, perusahaan menerima pembayaran lebih cepat dengan memberikan diskon.
4. Pencatatan Piutang yang Tidak Tertagih
Ada kalanya piutang dagang tidak dapat ditagih karena pelanggan mengalami masalah keuangan atau kebangkrutan. Dalam hal ini, perusahaan harus mencatat penghapusan piutang.
Contoh: Perusahaan XYZ tidak dapat menagih piutang sebesar Rp5.000.000 dari PT DEF karena kebangkrutan.
Pencatatan Jurnal:
(Debit) Beban Piutang Tak Tertagih Rp5.000.000
(Kredit) Piutang Dagang Rp5.000.000
Dengan demikian, perusahaan menghapus piutang yang tidak tertagih sebagai beban.
5. Pencatatan Pengembalian Barang
Jika pelanggan mengembalikan barang yang sudah dibeli secara kredit, perusahaan perlu melakukan penyesuaian terhadap piutang dagang.
Contoh: PT GHI mengembalikan barang senilai Rp10.000.000 yang dibeli dari Perusahaan XYZ secara kredit.
Pencatatan Jurnal:
(Debit) Retur Penjualan Rp10.000.000
(Kredit) Piutang Dagang Rp10.000.000
Dalam contoh ini, piutang dagang berkurang seiring dengan dikembalikannya barang oleh pelanggan.
Cara Membuat Pencatatan Piutang Dagang dengan Tepat
Pencatatan piutang dagang merupakan bagian penting dari manajemen keuangan yang perlu dilakukan dengan teliti.
Piutang dagang mencerminkan hak perusahaan untuk menerima pembayaran dari pelanggan atas penjualan kredit.
Dengan begitu, pencatatan harus tepat agar tidak terjadi kesalahan dalam laporan keuangan.
Berikut ini adalah lima langkah yang dapat membantu Anda dalam mencatat piutang dagang dengan benar:
1. Catat Setiap Transaksi Penjualan Kredit
Langkah pertama dalam pencatatan piutang dagang adalah mendokumentasikan setiap transaksi penjualan secara kredit.
Pastikan informasi penting seperti nama pelanggan, tanggal transaksi, jumlah penjualan, serta syarat pembayaran tercatat dengan lengkap.
Data ini akan menjadi dasar dalam proses penagihan dan pelacakan piutang di kemudian hari.
2. Buat Buku Piutang Terperinci
Untuk memudahkan pengelolaan piutang, perusahaan perlu menyusun buku piutang yang terperinci.
Buku ini berfungsi sebagai daftar semua pelanggan yang berutang, beserta rincian jumlah yang belum dibayar dan tanggal jatuh tempo.
Dengan memiliki buku piutang yang rapi dan terstruktur, perusahaan dapat dengan mudah melacak status setiap piutang dan mengambil langkah jika ada keterlambatan pembayaran.
3. Pantau Jatuh Tempo Piutang Secara Rutin
Langkah selanjutnya adalah melakukan pemantauan secara berkala terhadap tanggal jatuh tempo piutang.
Perusahaan perlu memiliki sistem pengingat atau alarm untuk memastikan bahwa setiap piutang yang mendekati tanggal jatuh tempo segera ditagih.
Dengan melakukan pemantauan ini, risiko piutang macet dapat dikurangi, dan arus kas perusahaan tetap terjaga.
4. Lakukan Penagihan Tepat Waktu
Penagihan piutang harus dilakukan segera setelah jatuh tempo. Komunikasi yang baik dengan pelanggan sangat penting dalam proses ini, termasuk memberikan pengingat sebelum jatuh tempo dan menindaklanjuti jika terjadi keterlambatan pembayaran.
Proses penagihan yang tepat waktu akan memastikan bahwa perusahaan menerima pembayaran sesuai dengan kesepakatan dan menghindari masalah arus kas.
5. Catat Pelunasan Piutang Secara Akurat
Setelah pelanggan melakukan pembayaran, pastikan untuk mencatat pelunasan piutang tersebut dengan tepat.
Transaksi penerimaan kas ini harus dicocokkan dengan piutang terkait untuk memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan pembayaran yang telah diterima.
Dengan pencatatan yang akurat, perusahaan dapat memantau perkembangan piutang dan memperbarui laporan keuangan secara tepat waktu.
Dengan mengikuti kelima langkah ini, pencatatan piutang dagang dapat dilakukan dengan lebih efektif dan terorganisir, sehingga memudahkan perusahaan dalam mengelola arus kas serta menjaga kesehatan keuangan.
Pencatatan piutang dagang yang tepat membantu perusahaan dalam mengelola arus kas dan mengurangi risiko kehilangan pendapatan. Jika piutang tidak dikelola dengan baik, bisa mengakibatkan masalah likuiditas yang serius bagi perusahaan.
Untuk melindungi bisnis Anda dari risiko gagal bayar, pertimbangkan untuk menggunakan layanan asuransi piutang dagang dari DW Insurance. Asuransi ini memberikan perlindungan terhadap piutang yang mungkin tidak bisa ditagih karena masalah keuangan pelanggan.
Hubungi DW Insurance sekarang untuk konsultasi gratis dan dapatkan perlindungan terbaik untuk bisnis Anda!