Piutang dagang adalah salah satu aset penting bagi perusahaan, terutama yang bergerak dalam penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang ini merupakan jumlah yang harus dibayar oleh pelanggan kepada perusahaan setelah pembelian dilakukan.
Menghitung piutang dagang dengan tepat sangat penting untuk menjaga arus kas dan kesehatan keuangan perusahaan. Pada artikel ini, DW Insurace akan membahas cara menghitung piutang dagang secara mudah. Ini juga disertai contoh soal untuk membantu pemahaman Anda.
Apa Itu Piutang Dagang?
Piutang dagang adalah hak perusahaan untuk menerima pembayaran dari pelanggan atas penjualan barang atau jasa yang diberikan secara kredit. Biasanya, perusahaan memberikan tenggat waktu pembayaran tertentu, seperti 30 atau 60 hari, di mana pelanggan harus melunasi kewajiban mereka.
Piutang dagang dicatat dalam neraca keuangan perusahaan sebagai aset lancar. Mengelola piutang secara efisien sangat penting agar perusahaan tidak menghadapi masalah likuiditas atau risiko pelanggan gagal bayar.
Cara Menghitung Piutang Dagang
Menghitung piutang dagang cukup sederhana. Meski begitu, ada beberapa langkah penting yang harus diperhatikan. Berikut ini adalah rumus dasar untuk menghitung piutang dagang:
Piutang Dagang = Penjualan Kredit – Pembayaran dari Pelanggan
Rumus ini membantu Anda mengetahui berapa banyak piutang yang belum dilunasi oleh pelanggan. Dalam proses pengelolaannya, perusahaan juga bisa menghitung rasio perputaran piutang untuk mengukur efektivitas penagihan piutang.
Rasio Perputaran Piutang = Penjualan Kredit Bersih ÷ Piutang Rata-rata
Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perusahaan dapat menagih piutang dari pelanggan. Semakin tinggi rasionya, semakin baik kemampuan perusahaan dalam mengelola piutang dagang.
Contoh Soal Menghitung Piutang Dagang
Agar lebih mudah memahami cara menghitung piutang dagang, berikut ini contoh soal yang bisa Anda pelajari.
Contoh Soal 1: Menghitung Piutang Akhir
PT ABC memiliki penjualan kredit sebesar Rp200.000.000 dalam satu bulan. Dari jumlah tersebut, pelanggan telah membayar sebesar Rp150.000.000. Berapakah piutang dagang yang tersisa?
Jawaban:
Piutang Dagang = Penjualan Kredit – Pembayaran dari Pelanggan
Piutang Dagang = Rp200.000.000 – Rp150.000.000
Piutang Dagang = Rp50.000.000
Jadi, piutang dagang PT ABC yang belum dilunasi pelanggan sebesar Rp50.000.000.
Contoh Soal 2: Menghitung Rasio Perputaran Piutang
Jika PT XYZ memiliki penjualan kredit bersih selama setahun sebesar Rp1.000.000.000 dan piutang rata-rata sebesar Rp200.000.000, berapakah rasio perputaran piutangnya?
Jawaban:
Rasio Perputaran Piutang = Penjualan Kredit Bersih ÷ Piutang Rata-rata
Rasio Perputaran Piutang = Rp1.000.000.000 ÷ Rp200.000.000
Rasio Perputaran Piutang = 5
Jadi, rasio perputaran piutang PT XYZ adalah 5 kali dalam setahun. Artinya, perusahaan menagih piutangnya sebanyak lima kali dalam setahun.
Menghitung piutang dagang sangat penting dalam menjaga arus kas dan mengelola keuangan perusahaan dengan baik.
Dengan menggunakan rumus dasar dan memahami rasio perputaran piutang, Anda dapat memantau efisiensi penagihan piutang dari pelanggan.
Latihan soal juga dapat membantu Anda lebih mahir dalam menghitung dan mengelola piutang dagang.
Namun, untuk melindungi bisnis Anda dari risiko gagal bayar pelanggan, pertimbangkan untuk menggunakan layanan asuransi piutang dagang dari DW Insurance.
Dengan asuransi ini, Anda dapat menjalankan bisnis dengan lebih tenang, karena piutang Anda terlindungi dari risiko yang tidak terduga.
Jangan ragu untuk konsultasi lebih lanjut dan dapatkan perlindungan terbaik untuk bisnis Anda!